Dugderan merupakan slot gacor hari ini kultur penanda diawalinya ibadah puasa di bulan Ramadan yang rutin diselenggarakan di Kota Semarang semenjak tahun 1884. Biasanya Dugderan dimeriahkan dengan berjenis-jenis festival seperti kirab kultur, minuman menandung alkohol-arakan warak ngendhog, dan pasar malam. Dugderan terdiri atas kata “Dug” yang berasal dari bunyi bedug yang dibunyikan sebagai penanda masuk waktu Magrib dan “deran” yang berasal bunyi dari mercon yang memeriahkan kegiatan ini.
Tahun ini yaitu kali kedua Dugderan dirayakan dalam keadaan pandemi. Digelar dengan simpel, tahun ini tak ada kemeriahan kirab kultur dan minuman menandung alkohol-arakan warak ngedhog. Rangkaian Dugderan cuma dijalankan di Mesjid Kauman dan Balaikota Semarang. Acara dimulai dengan penabuhan bedug oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi, kemudian dilanjutkan dengan pagelaran seni di pekarangan Balai Kota. Tak ada pawai dan juga kemeriahan kembang api sebagai simbol “deran”, tak juga terdapat keramaian warga Semarang yang umumnya memeriahkan rangkaian kultur Dugderan.
Acara cuma dihadiri oleh pejabat Pemkot Semarang bersama budayawan serta sebagian tetamu undangan. Hendrar Prihadi memberi tahu, Dugderan konsisten digelar karena merupakan warisan kultur dan kultur yang sepatutnya dilestarikan. Meski pada penyelenggaraannya, tak dengan perayaan yang meriah sebab sepatutnya mencontoh protokol kesehatan.
“Sama seperti tahun lalu, kita belajar konsisten melaksanakan kultur ini untuk menjaga kultur asli Kota Semarang di tengah pandemi Covid-19. Tahun ini juga dikemas oleh sedulur-sedulur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan protokol kesehatan, sehingga meski tak semeriah sebelum-sebelumnya konsisten dapat dilaksanakan,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Pekan (11/4/2021).
Digelarnya dugderan dengan simpel, tentu menimbulkan akibat, lebih-lebih yang dinikmati oleh masyarakat Kota Semarang. Banyak di antara mereka tak mengenal bahwa rupanya kultur Dugderan masih diselenggarakan pada tahun kedua pandemi. Hal ini dikarenakan pendapat masyarakat kepada Dugderan layaknya sebelum pandemi menyerang, kemeriahan festival dan minuman menandung alkohol-arakan yang dikerjakan dari Balai Kota Semarang hingga dengan Mesjid Kauman.
Berdasarkan salah seorang mahasiswa di kampus swasta Semarang, Dinara, perayaan Dugderan dengan simpel justru telah benar, mengingat keadaan yang tak memungkinkan untuk menyelenggarakan acara besar yang berpotensi memunculkan banyak kerumunan. Cuma saja, dia berharap, sosialisasi dan berita berhubungan Dugderan konsisten diberi tahu terhadap masyarakat.
“Jikalau secara simpel kan yang tau pasti nggak banyak, mungkin pemerintah Kota Semarang dapat melakukan siaran seketika berhubungan sistem kerja kegiatan ini, agar masyarakat Kota Semarang tau bila Dugderan 2021 itu masih ada,” ungkap Dinara ketika dihubungi LPM OPINI pada Senin (12/4/2021)
Senada dengan apa yang diberi tahu Dinara, Fanny, salah seorang karyawan swasta di Kota Semarang, sungguh-sungguh mengapresiasi Pemerintah Kota Semarang yang konsisten melestarikan kultur Dugderan, walau dalam keadaan yang terbatas.
“Aku kaprah tahun ini Dugderan dihapuskan, soalnya kan nggak ada ramai-ramai seperti tahun 2019 atau tahun-tahun sebelumnya, melainkan bila masih diadakan sih keren, berarti Pemkot Semarang masih melestarikan kultur meski di tengah pandemi,” ungkap Fanny.
Sedikit berbeda dengan slot888 dua narasumber sebelumnya, salah seorang ibu rumah tangga, Nuryati, menyebut perayaan Dugderan tahun ini tak banyak yang mengenal. Sama seperti Fanny, Nuryati juga baru tau ketika LPM OPINI bertanya perihal Dugderan 2021.
“Namanya juga ibu rumah tangga, bila nggak diberikan tau ya nggak bakal tahu, Mas. Harusnya pemerintah buat acara khusus yang disiarkan di Layar biar masyarakat tahu bila Dugderan 2021 masih dijalankan. Soalnya aku tahunya Dugderan ya minuman menandung alkohol-arakan, pasar malem, sama kirab kultur,” kata Nuryati ada Kamis (15/4/2021).
Keadaan pandemi seperti memang keadaan pada banyak hal, sehingga berakibat penyesuaian untuk sebagian aspek sebagian yang ada dalam kehidupan. Salah satunya berhubungan penyelenggaraan kultur, jangan hingga cuma sebab pandemi menjadi alasan lunturnya sebab kultur kultur yang kultur dilestarikan. Dalam bahasan ini, Pemkot Semarang sungguh-sungguh sungguh-sungguh diacungi jempol, karena masih terus menggalakkan sebab kultur dalam gelaran Dugderan 2021. Meski demikian, pada lini masa praacara, kultur pihak pemkot melakukan publikasi berita yang meluas dengan tujuan informasi lebih banyak slot demo wild west gold masyarakat mengenal berhubungan sistem kerja kegiatan tahunan ini.